Perkawinan Minang Tradisional

Pesta perkawinan merupakan suatu hal sangat istimewa bagi pasangan mempelai dan keluarga mereka. Tiap tiap daerah memiliki aturan dan tata cara tersendiri yang terikat dalam budaya yang mereka jalankan. Dalam tatanan masyarakat Minang di Sumatera Barat, pernikahan mereka lakukan sesuai dengan Ajaran Islam sedangkan pesta perkawinan mengacu pada adat istiadat yang mereka jalankan yang sudah turun temurun. Saat pesta perkawinan digelar, serangkaian prosesi adat dijalankan diantaranya penyambutan mempelai laki laki di rumah mempelai perempuan dengan cara berbalas pantun, penyebutan panggilan untuk mempelai laki laki (dinamai gelar) dan lain sebagainya. 
Mempelai laki laki disebut "Marapulai" dan mempelai perempuan disebut "Anak Daro". Mereka duduk bersanding di pelaminan dengan pakaian kebesaran dan segala pernak pernik ciri khas etnis minang. Pelaminan dengan motif ukiran etnis minang dihiasi dengan pernak pernik yang didominasi warna merah dan kuning sebagai lambang kebesaran budaya minangkabau.  
Marapulai dan Anak Daro Bersanding di Pelaminan

Saat pesta perkawinan berlangsung, hal yang juga istimewa adalah makanan yang dihidangkan kepada tamu. Sudah menjadi tradisi yang tidak dapat dipisahkan adalah menghidangkan "Rendang" atau "Kalio Daging" sebagai menu utama. Rendang dengan bahan daging sapi dicampur dengan santan dan racikan berbagai macam bumbu dengan takaran yang pas khas masakan minang menjadi menjadi menu idola di setiap pesta perkawinan. Rendang juga pernah dinobatkan CNN travel sebagai makanan terlezat dunia tahun 2013. Beda antara rendang dengan kalio terletak pada santannya, bila kalio masih berkuah santan sementara rendang sudah tidak bersantan lagi tapi hanya dedak dedak santan yang tidak berkuah.
 "Kalio" Manu Utama di Pesta Perkawinan

Memberikan warna yang sama sebagai teman rendang atau kalio, juga dihadirkan "Gulai Nangka" jika rendang atau kalio dari daging sapi atau "Gulai Rebung" jika rendang atau kalio dari daging kambing.
"Gulai Nangka"

Sebagai pelengkap hidangan menu, rendang ditemani oleh lauk lain seperti ikan atau ayam. Hal ini memberikan pilihan bagi tamu yang tidak makan makanan bersantan dan berlemak. 
 "Ikan Goreng" pilihan untuk yang tidak makan bersantan

Untuk semakin menambah cita rasa tradisional dalam hidangan tersebut juga dilengkapi dengan sambal dari cabe hijau atau merah yang digoreng dengan minyak kelapa yang akan memberikan aroma wangi dan rasa sedap dan menambah selera makan. Sambal biasanya dicampur dengan ikan kering atau petai atau jengkol atau campuran lain yang menemani sambal di wajan. 
  "Sambal" Penambah Cita Rasa Tradisonal Minang

Untuk melengkapi menu juga dihidangkan sayuran. Biasanya sayuran mengikuti hidangan sebelumnya guna memberikan rasa dan warna keseragaman pada barisan menu yang dihidangkan. Namun terkadang tampil juga warna warni pada barisan menu tersebut. Hal ini biasanya mengikuti selera penata menu atau "orang dapur". Dan hal yang tak terlupakan dalam barisan menu pesta perkawinan di ranah minang adalah kerupuk yang berbahan dasar singkong.
Buncis Rebus melengkapi menu sayuran

Pesta perkawinan ini merupakan rangkaian atraksi budaya dalam tatanan masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat. Ini adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari tradisi yang sudah berlangsung ratusan tahun.